Selasa, 30 Agustus 2016

Maaf, Namamu tak sengaja terselip Dalam setiap barisan Doa-Doaku.

Salahkah jika seorang wanita yang terlebih dahulu berharap kehadiran sosok pangeran dalam hidupnya. ?
Salahkah jika seorang wanita memiliki rasa suka pada seorang lelaki dan hanya mampu melihat dari jauh. ?
Apakah salah jika ada nama seorang pria dalam bait-bait doa yang di panjatkan.?
Sayangnya wanita tidak memiliki keberanian lebih untuk mengungkapkannya langsung.
hanya bisa diam dan bergumam dalam hati. Semoga harap akan menjadi nyata melalui doa.


 Maaf, namamu tak sengaja terselip dalam setiap barisan doa-doaku.  Tapi aku berharap kamu adalah nyata untukku, tidak hanya seseorang yang mampu ku lihat dari jauh. Selalu ku titipkan salamku untuk mu melalui doa, semoga Allah menyampaikannya pada hatimu.
Lewat dinginnya angin malam dan sinar bulan yang merindu, aku berharap kamu tau kalau salam itu berasal dari aku. Aku yang masih malu bertemu denganmu dalam nyata, hanya bisa menyapamu dalam doa.

Kita bisa berbohong, tapi hati tidak akan pernah berdusta. Dia akan menunjuk kepada seseorang yang dia cinta., walaupun lisan berkata tidak. Aku berharap suatu saat nanti kamu akan mengerti, kalau rasa padamu adalah hal yang nyata., pasti dan akan sulit untuk terganti. Tapi hati, tetaplah hati.
Dia akan tetap berharap, walau logika berkata tidak mungkin.

Tapi jika suatu hari nanti kamu memilih hati, dan itu bukanlah aku. Ingatlah kalau ikhlasku selalu bersamamu. Takdir tidak mungkin akan salah memilih, karena doa selalu memberikan yang terbaik.
Mungkin doa-doanya lebih baik dariku, atau ada seseorang dibalik diam juga berdoa untukku.

Jangan tanyakan kenapa selalu ada namamu dalam setiap doa-doaku. Karena doa tidak harus berlandaskan logika, tapi keyakinan akan suatu masa. Kamu dan aku bersama bahagia dalam satu keluarga. Dan kalaupun tidak, Allah punya banyak rahasia tentang jalan cinta. Tentang dua anak manusia yang hanya bisa bertemu dalam doa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar